Monday, 23 February 2015

Menanam Selada Hidroponik

Menanam selada hidroponik tidak jauh berbeda seperti menanam tanaman sayuran secara hidroponik di artikel - artikel sebelumnya. Menanam selada secara hidroponik memiliki banyak keuntungan dan bisa menjadi bisnis anda dirumah.

Menanam selada hidroponik yang perlu diperhatikan adalah kepekatan larutan nutrisinya. Hal ini karena setiap jenis sayuran memerlukan kepekatan nutrisi yang berbeda - beda. Tapi dengan penjelasan saya dibawah ini semoga pembaca tidak kesulitan untuk memahami cara budidaya selada hidroponik ini.

Tahap penyemaian.
Sebelum tanaman ditanam pada rak hidroponik, sebaiknya dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Pada proses penyemaian ini bisa menggunakan arang sekam, Spon, atau rockwool untuk lebih jelas bisa lihat artikel sebelumnya Media Tanam Hidroponik

Untuk Bahan-bahan yang di perlukan : "media menggunakan arang sekam"
  1. Nampan / Baskom bekas untuk penyemaian
  2. Arang sekam
  3. Benih selada
  4. Plastik hitam
Caranya :
  1. Masukkan arang ke baskom / Nampan yang telah di lubangi kecil - kecil di bagian bawahnya
  2. Taburkan benih secara merata di atas arang sekam.
  3. Taburkan lagi arang sekam untuk menutupi benih cukup tipis-tipis saja.
  4. Siram benih dengan menggunakan sprayer agar media tidak terhambur kemana mana.
  5. Tutup dengan plastic hitam selama dua hari.
  6. Setelah 2 hari, buka tutup plastic. Biasanya benih sudah tumbuh.
  7. Bibit dikenakan cahaya matahari (jangan terlalu terik)
  8. Lakukan penyiraman rutin sampai 2 minggu dan tanaman siap pindah tanam.
Tahap pindah tanam.
Setelah bibit selada berumur 2 minggu biasanya sudah berdaun lengkap dan siap pindah tanam. Untuk pindah tanam agar bibit tidak rusak harus dilakukan secara hati – hati. Dibawah ini akan saya uraikan cara pindah tanam yang biasa saya lakukan.
Alat/bahan yang diperlukan :
  1. Netpot (saya pakai pipa 1” atau kepala botol plastik
  2. Kain flannel untuk sumbu jika diperlukan.
  3. Spons yang sudah dipotong – potong ukuran 2.5cm x 2.5cm x 2cm
  4. Baskom/ember yang sudah diisi air bersih.
Caranya :
  1. Ambil bibit besrta medianya sekalian. (jangan dicabut tapi ambil bibit dan media sekaligus)
  2. Masukkan bibit besrta media ke dalam baskom/ember yang sudah diisi air
  3. Goyangkan bibit dengan pelan – pelan. Media akan tenggelam dan bibit akan mengapung. Biasanya dengan cara ini akar tidak rusak dan akar bersih dari media yang menempel.
  4. Jika bibit bergerombol, pisahkan bibit dengan hari – hati (pemisahan tetap didalam air)
  5. Setelah bibit terpisah, jepit bibit dengan spons yang telah tersedia. Untuk selada sebaiknya 2 bibit satu spons agar nantinya selada berbentuk crop kompak. Jika ada bibit yang akarnya belum bisa menyentuh air nutrisi bisa ditambahkan sumbu dengan kain flannel.
  6. Masukkan spons yang telah berisi bibit ke dalam netpot.
  7. Masukkan netpot ke lubang – lubang tanam yang ada dalam rak paralon yang sebelumnya sudah diisi air nutrisi.
Tahap pembesaran
Setelah bibit kita pindahkan ke dalam rak, tugas selanjutnya adalah melakukan perawatan untuk pembesaran sampai masa panen.

Dalam system hidroponik perawatan tanaman adalah sangat mudah. Karena saya bertanam masih memakai system air menggenang, jadi yang saya lakukan hanyalah memperhatikan ketersediaan air nutrisi yang ada di dalam pipa paralon tempat penanaman. Biasanya saya cek 3 hari sekali. Ketika air mau habis tinggal saya tambahkan lagi.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai batang dan akar selada terendam keseluruhan, air nutrisi cukup sebatas 1/3 sampai 1/5 diameter pipa saja agar masih ada ruang untuk akar dan akar tidak terendam semua.

Biasanya setelah 25 – 30 hari setelah pindah tanam, selada siap dipanen
sumber : denmas-kenthus.blogspot.com/2013/12/bertanam-selada-secara-hidroponik.html

Nutrisi AB MIX

Mungkin untuk yang baru mengenal hidroponik masih bertanya" Apa sih yang di sebut dengan AB MIX??? mungkin yang sudah mengenal lama hidroponik sudah tidak asing lagi. tapi disini tidak ada salahnya saya berbagi untuk teman-teman yang mau belajar hidroponik.

Nutrisi AB MIX biasa di gunakan untuk pola tanam Hidroponik yang mungkin sudah di jelaskan di artikel sebelumnya. " Apa itu Hidroponik " nutrisi AB Mix di buat dari garam mineral yang mudah larut dalam air yang mengandung unsur hara yang sangat penting di perlukan tanaman.

Sedangkan nutrisi AB Mix terdiri 2 (dua) bagia yaitu A dan B dengan cara penggunaanya di campurkan A dan B dalam air dengan dosis tertentu makanya di sebut dengan nutrisi AB Mix. sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kemasan AB Mix nutrisi yang tidak akan di gunakan (stok nutrisi) sebaiknya jangan di campur dalam suatu wadah. 

Membuat Nutrisi Hidroponik Sendiri


Cara Membuat Nutrisi hidroponik sendiri sangat mudah, jika anda ingin membuat sendiri nutrisi hidroponik ikuti langkah - langkah dibawah yang kami siapkan untuk anda.


Siapkan bahan - bahan yang diperlukan :

Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat larutan nutrisi hidroponik ini adalah sebagai berikut:
Pupuk Urea…………………………………………….1000 gr.
Pupuk KCL …………………………………………… 1000 gr.
Pupuk NPK …………………………………………… 1000 gr.
Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) ……………. 50 gr.

Peralatan
  • Peralatan yang digunakan untuk membuat larutan hidroponik ini adalah sebagai berikut:
  • Ember bervolume 20 Liter.
  • Drum plastik bervolume 100 liter
  • Timbangan digital
  • Alat pengaduk
  • Air sumur, air sungai,
  • Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 – 10 hari.

Cara Membuat

Cara membuat larutan nutrisi hidroponik ini pun sangat mudah, kalian bisa lihat caranya dibawah ini
  • Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20 liter.
  • Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk – aduk lanjutkan pengadukan hingga air mencapai volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih mengkristal (tidak ada endapan)
  • Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100 liter.
  • Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk – aduk hingga penuh (mencapai volume 100 liter).
  • Larutan Nutrisi siap digunakan.
sumber : ath-anekatanamanhias.blogspot.com

"Alangkah baiknya menggunakan nutrisi yang sudah jadi karna kandungan nutrisinya sudah lengkap dan siap pakai dan hargga tidak terlalu mahal nama Nutrisi biasanya di sebut AB MIX"

Sunday, 19 October 2014

Semai Sawi dengan Spon

Semai Sawi menggunakan spon lumayan juga hasilnya, bagi teman-teman yang belum memiliki atau susahnya mendapatkan rockwool, bisa menggunakan spon sebagai alternatif.
langsung saja pertama ptong spon dengan gunting menjadi dadu kemudian lubangi spon dengan cara di cubit dan tarik, kenapa harus di beri lubang karna spon bersifat elastis beda dengan rockwool yang bisa memasukan benih dengan menekan, kemudian siapkan nampan untuk menampung dan sebagai conto seperti gambar di bawah ini :

Gambar Spon yang sudah di potong dadu dan di lubangi

Setelah memasukan benih ke dalam spon yang sudah di lubangi kemudian berikan air sumur "ingat jangan terlalu banyak di perkirakan saja agar spon basah" setelah itu tutup dengan plastik hitam agar mempercepat pecahnya benih biasanya 2 hari benih sawi sudah pecah.
Setelah itu buka plastik hitam dan kenalkan benih dengan sinar matahari, agar pertumbuhan benih bagus, karna jika terlambat di kenalkan dengan sinar matahari pertumbuhan benih akan terjadinya kutilang atau yang di sebut dengan Etiolasi seperti yang sudah di bahas dalam postingan sebelumnya. untuk masa semai ini kita harus intensif cek air dalam nampan karna spon beda dengan rockwol yang menahan air dengan bagus, setelah -/+ 10 hari atau 2 mingguan baru bisa di pindahkan dari tempat semai ke tempat tanam.

tanaman sawi siap di tempat tanam 

Wednesday, 1 October 2014

Saturday, 27 September 2014

Istilah Etiolasi Atau sering di sebut KUTILANG

Etiolasi atau di sebut dengan istilah KUTILANG "Kurus Tinggi Langsing"adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena kekurangan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.

Etiolasi adalah kecenderungan tumbuhan untuk menjangkau sumber cahaya. Dengan keberadaan auksin, tumbuhan akan terus memanjang sampai titik ujung tumbuhan mendapatkan cahaya yang cukup untuk menghambat produksi auksin. Penambahan tinggi atau panjang tumbuhan tanpa disertai pertumbuhan jumlah klorofil menyebabkan terbentuknya warna hijau pucat. 









Gejala etiolasi mencakup:
  1. Penambahan tinggi atau panjang tumbuhan 
  2. Melemahnya dinding sel pada daun dan batang 
  3. Jarak antar ruas tanaman yang lebih panjang 
  4. klorosis

Sunday, 21 September 2014

Media Tanam Hidroponik

Media tanam pada teknologi hidroponik merupakan salah satu bagian yang penting untuk menentukan keberhasilan pertumbuhan pada tanaman. 
Pada teknologi hidroponik, media tanaman dikelompokkan menjadi tiga, yaitu media persemaian, media pembibitan, dan media tanaman dewasa. Akan tetapi, beberapa media dapat digunakan sebagai media persemaian, media pembibitan, dan media tanaman hingga dewasa. 
Selain memperhatikan penanaman, pemilihan media tanam perlu juga mempertimbangkan jenis tanaman yang ingin ditanam. 
Pada teknologi hidroponik tidak menggunakan media tanah sebagai media tumbuhnya sehingga perannya digantikan oleh beberapa jenis media tanam antara lain arang sekam, rockwool, spons, serbuk kayu, pasir, kerikil, pecahan genting, coir, perlite, grow beds, dan sebagainya. Pada dasarnya, persyaratan media tanam yang ideal digunakan dalam teknik hidroponik antara lain:

  1. Memiliki pori-pori sehingga memudahkan proses pembuangan air yang berlebihan di dalam media
  2. Mampu menjaga kelembaban di area akar dan menahan ketersediaan unsur hara yang dialirkan
  3. Memiliki struktur yang baik untuk penyimpanan air
  4. Memiliki tekstur yang lembut, gembur, dan mudah di tembus akar tanaman
  5. Bebas hama dan penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu
  6. Memiliki pH netral
Pada dasarnya Hidroponik di kelompokan menjadi dua, yaitu Hidroponik Organik dan Anorganik, Media organik umumnya berasal dari makhluk hidup yang telah mengalami proses untuk dijadikan media tanam. Media organik dipandang lebih bagus dibandingkan dengan media anorganik, pada dasarnya media organik telah menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, media organik memiliki struktur pori yang baik untuk sirkulasi udara. Namun penggunaan bahan
organik sebagai media tanam perlu memperhatikan kebersihan media dari kontaminasi penyakit yang timbul selama proses pertumbuhan.

Media Tanam Organik

Media Tanam Anorganik